Ditulis oleh Deddy Andryanna di/pada 13 Desember, 2007
Ya… berikut ini adalah artikel tentang bagaimana cara mengaktipkan kekuatan pikiran untu menggapai cita cita yang anda inginkan :
Jika Anda berhasil menemukan sifat hakiki Anda dan tahu siapa Anda sesungguhnya, maka dalam hal mengetahui itu sendiri terletak kemampuan untuk merealisasikan setiap idam-idaman Anda. Karena Anda adalah kemungkinan yang abadi, potensi tak terukur dari segalanya yang pernah ada, yang kini ada dan yang akan ada. Potensi ini biasa disebut Kaidah Potensialitas Murni (The Law of Pure Potentiality), yang dalam spiritualitas dapat pula dinamakan Hukum Kesatuan (The Law of Unity), sebab yang melandasi kebinekaan tak terhingga dari kehidupan adalah kesatuan dari Yang Maha Ruhani, Yang Esa, yang hadir dimanapun.
Antara Anda dan medan energi itu sama sekali tidak ada pemisahan. Medan potensialitasmurni itu adalah Diri Anda sendiri. Dan semakin banyak Anda mengalami sifat dasar Anda yang sejati, Anda menjadi semakin dekat ke medan potensialitas murni (the more you experience your true nature, the closer you are to the field of pure potentiality). Pengalaman akan Diri, atau perujukan pada Diri Sejati, berarti bahwa yang menjadi rujukan batin kita adalah Roh kita sendiri, yang mengarah kepada Allah, bukan obyek-obyek pengalaman kita. Kebalikan dari perujukan pada diri adalah “perujukan pada obyek” Dalam sikap merujuk pada obyek di luar Diri, misalnya pada situasi, keadaan, orang-orang dan benda-benda, yang bisa kita sebut “perujukan pada obyek”, kita senantiasa mendambakan persetujuan pihak lain. Pikiran serta perilaku kita selalu berada dalam kondisi mengantisipasi adanya tanggapan, dan karenanya dilandasi rasa takut.Dalam “perujukan pada obyek,” kita juga merasa sangat perlu bisa memegang kendali. Kita merasakan kebutuhan yang sangat besar akan kekuasaan eksternal. Kebutuhan akan persetujuan, kebutuhan memegang kendali situasi, serta kebutuhan akan kekuasaan eksternal merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dilandasi rasa takut. Kekuasaan jenis ini bukan kekuasaan potensialitas murni, atau kekuatan Diri, atau kekuasaan sejati. Apabila kita mengalami kekuasaan Diri, maka takkan ada ketakutan, tidak ada rasa keharusan untuk mengendalikan, dan tidak ada pula perjuangan untuk memperoleh persetujuan atau kekuasaan eksternal. Dalam “perujukan pada obyek,” rujukan batin Anda adalah ego Anda. Namun ego itu bukanlah Anda yang sebenarnya. Ego itu adalah citra diri Anda; kedok sosial Anda; peran yang Anda mainkan. Kedok sosial Anda hidup dari persetujuan eksternal. Kedok sosial itu ingin mengendalikan, dan ditopang keberadaannya oleh kekuasaan, karena hidup dalam ketakutan. Diri Anda yang sejati, yang adalah roh Anda, jiwa Anda, sepenuhnya terbebas dari segala hal itu (rujukan pada obyek); kebal terhadap kritik, tidak gentar terhadap segala tantangan, dan tidak merasa lebih rendah dari siapa pun. Di pihak lain, Diri Anda yang sejati juga tidak merasa lebih unggul dari siapapun, karena mengenali bahwa semuanya itu adalah Diri yang sama, Roh yang sama, dengan kedok yang berbeda-beda.itulah perbedaan hakiki antara “perujukan pada obyek” dan “perujukan pada Diri”. Dalam perujukan pada Diri, Anda mengalami hakikat Anda, yang tidak gentar terhadap segala tantangan, menaruh respek terhadap semua orang, dan tidak merasa rendah dari siapa pun. Karenanya, kekuasaan Diri adalah kekuasaan sejati. Sedangkan kekuasaan yang didasari perujukan ke obyek, adalah kekuasaan palsu. Karena berlandaskan pada ego, kekuatan itu hanya mampu bertahan selama obyek yang dijadikan rujukan masih ada. Jika Anda mempunyai kedudukan tertentu (misalnya sebagai direktur sebuah perusahaan), maka kekuasaan yang Anda nikmati terdapat bersama kedudukan. Begitu kedudukan sudah tidak ada, maka lenyap pula kekuasaaan. Di pihak lain ada kekuasaan pada Diri Sejati bersifat permanen, karena didasari pengetahuan tentang Diri. Dan ada karakteristik-karakteristik tertentu dari kekuasaan diri ini, yakni mendekatkan orang-orang kepada Anda, dan juga mendekatkan hal-hal yang Anda inginkan kepada Anda. Kekuasaan diri, bagaikan magnet, menarik orang-orang, situasi dan kondisi untuk mendukung keinginan Anda. Ini juga disebut dukungan dari kaidah-kaidah alam, merupakan dukungan yang datang dari keadaaan berada dalam keadaan penuh berkah. Kekuasaan Anda sedemikian rupa sehingga Anda menikmati ikatan dengan orang-orang, dan orang-orang menikmati ikatan dengan Anda. Kekuasaan Anda adalah kekuasaan mengikat_yang datang dari Cinta Sejati. Pelatihan ini akan memberikan suatuteknik dan cara mengaktifkan kekuatan pikiran bawah sadar Anda-berdasarkanpenemuan-pemuan dan insight mutakhir mengenai otak manusia, dan perkembanganbaru spiritualitas-yang bisa kita pergunakan untuk mencapai tujuan dan cita-citahidup kita.Tema-tema:1. Keluar dari Zona Kenyamanan dan Teori Mutakhir mengenai Otak: Kekuatan BawahSadar.
2. Peta Pikiran, Gelombang Energi Otak dan Sistem Aktivasi Rektikular (SAR)
3. Membangun “Tempat Kedamaian,” Hukum dan Bahasa Pikiran Bawah Sadar danJangkar Emosi untuk Membebaskan dan Memanfaatkan Pikiran
5. Rangkuman: Menggunakan Accelerated Learning dan MengembangkanEmotional-Spiritual Intelligence (ESQ).
Entri ini dituliskan pada 13 Desember, 2007 pada 8:02 am dan disimpan dalam Leadership, Psikologi. yang berkaitan: Alam Bawah Sadar, Belajar Hipnotis, Daya Pikir, deddy andryanna, kekuatan doa, Kekuatan Pikiran, Spiritual Intrelegence. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
di 16:08 0 komentar
Ya… berikut ini adalah artikel tentang bagaimana cara mengaktipkan kekuatan pikiran untu menggapai cita cita yang anda inginkan :
Jika Anda berhasil menemukan sifat hakiki Anda dan tahu siapa Anda sesungguhnya, maka dalam hal mengetahui itu sendiri terletak kemampuan untuk merealisasikan setiap idam-idaman Anda. Karena Anda adalah kemungkinan yang abadi, potensi tak terukur dari segalanya yang pernah ada, yang kini ada dan yang akan ada. Potensi ini biasa disebut Kaidah Potensialitas Murni (The Law of Pure Potentiality), yang dalam spiritualitas dapat pula dinamakan Hukum Kesatuan (The Law of Unity), sebab yang melandasi kebinekaan tak terhingga dari kehidupan adalah kesatuan dari Yang Maha Ruhani, Yang Esa, yang hadir dimanapun.
Antara Anda dan medan energi itu sama sekali tidak ada pemisahan. Medan potensialitasmurni itu adalah Diri Anda sendiri. Dan semakin banyak Anda mengalami sifat dasar Anda yang sejati, Anda menjadi semakin dekat ke medan potensialitas murni (the more you experience your true nature, the closer you are to the field of pure potentiality). Pengalaman akan Diri, atau perujukan pada Diri Sejati, berarti bahwa yang menjadi rujukan batin kita adalah Roh kita sendiri, yang mengarah kepada Allah, bukan obyek-obyek pengalaman kita. Kebalikan dari perujukan pada diri adalah “perujukan pada obyek” Dalam sikap merujuk pada obyek di luar Diri, misalnya pada situasi, keadaan, orang-orang dan benda-benda, yang bisa kita sebut “perujukan pada obyek”, kita senantiasa mendambakan persetujuan pihak lain. Pikiran serta perilaku kita selalu berada dalam kondisi mengantisipasi adanya tanggapan, dan karenanya dilandasi rasa takut.Dalam “perujukan pada obyek,” kita juga merasa sangat perlu bisa memegang kendali. Kita merasakan kebutuhan yang sangat besar akan kekuasaan eksternal. Kebutuhan akan persetujuan, kebutuhan memegang kendali situasi, serta kebutuhan akan kekuasaan eksternal merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dilandasi rasa takut. Kekuasaan jenis ini bukan kekuasaan potensialitas murni, atau kekuatan Diri, atau kekuasaan sejati. Apabila kita mengalami kekuasaan Diri, maka takkan ada ketakutan, tidak ada rasa keharusan untuk mengendalikan, dan tidak ada pula perjuangan untuk memperoleh persetujuan atau kekuasaan eksternal. Dalam “perujukan pada obyek,” rujukan batin Anda adalah ego Anda. Namun ego itu bukanlah Anda yang sebenarnya. Ego itu adalah citra diri Anda; kedok sosial Anda; peran yang Anda mainkan. Kedok sosial Anda hidup dari persetujuan eksternal. Kedok sosial itu ingin mengendalikan, dan ditopang keberadaannya oleh kekuasaan, karena hidup dalam ketakutan. Diri Anda yang sejati, yang adalah roh Anda, jiwa Anda, sepenuhnya terbebas dari segala hal itu (rujukan pada obyek); kebal terhadap kritik, tidak gentar terhadap segala tantangan, dan tidak merasa lebih rendah dari siapa pun. Di pihak lain, Diri Anda yang sejati juga tidak merasa lebih unggul dari siapapun, karena mengenali bahwa semuanya itu adalah Diri yang sama, Roh yang sama, dengan kedok yang berbeda-beda.itulah perbedaan hakiki antara “perujukan pada obyek” dan “perujukan pada Diri”. Dalam perujukan pada Diri, Anda mengalami hakikat Anda, yang tidak gentar terhadap segala tantangan, menaruh respek terhadap semua orang, dan tidak merasa rendah dari siapa pun. Karenanya, kekuasaan Diri adalah kekuasaan sejati. Sedangkan kekuasaan yang didasari perujukan ke obyek, adalah kekuasaan palsu. Karena berlandaskan pada ego, kekuatan itu hanya mampu bertahan selama obyek yang dijadikan rujukan masih ada. Jika Anda mempunyai kedudukan tertentu (misalnya sebagai direktur sebuah perusahaan), maka kekuasaan yang Anda nikmati terdapat bersama kedudukan. Begitu kedudukan sudah tidak ada, maka lenyap pula kekuasaaan. Di pihak lain ada kekuasaan pada Diri Sejati bersifat permanen, karena didasari pengetahuan tentang Diri. Dan ada karakteristik-karakteristik tertentu dari kekuasaan diri ini, yakni mendekatkan orang-orang kepada Anda, dan juga mendekatkan hal-hal yang Anda inginkan kepada Anda. Kekuasaan diri, bagaikan magnet, menarik orang-orang, situasi dan kondisi untuk mendukung keinginan Anda. Ini juga disebut dukungan dari kaidah-kaidah alam, merupakan dukungan yang datang dari keadaaan berada dalam keadaan penuh berkah. Kekuasaan Anda sedemikian rupa sehingga Anda menikmati ikatan dengan orang-orang, dan orang-orang menikmati ikatan dengan Anda. Kekuasaan Anda adalah kekuasaan mengikat_yang datang dari Cinta Sejati. Pelatihan ini akan memberikan suatuteknik dan cara mengaktifkan kekuatan pikiran bawah sadar Anda-berdasarkanpenemuan-pemuan dan insight mutakhir mengenai otak manusia, dan perkembanganbaru spiritualitas-yang bisa kita pergunakan untuk mencapai tujuan dan cita-citahidup kita.Tema-tema:1. Keluar dari Zona Kenyamanan dan Teori Mutakhir mengenai Otak: Kekuatan BawahSadar.
2. Peta Pikiran, Gelombang Energi Otak dan Sistem Aktivasi Rektikular (SAR)
3. Membangun “Tempat Kedamaian,” Hukum dan Bahasa Pikiran Bawah Sadar danJangkar Emosi untuk Membebaskan dan Memanfaatkan Pikiran
5. Rangkuman: Menggunakan Accelerated Learning dan MengembangkanEmotional-Spiritual Intelligence (ESQ).
Entri ini dituliskan pada 13 Desember, 2007 pada 8:02 am dan disimpan dalam Leadership, Psikologi. yang berkaitan: Alam Bawah Sadar, Belajar Hipnotis, Daya Pikir, deddy andryanna, kekuatan doa, Kekuatan Pikiran, Spiritual Intrelegence. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
di 16:08 0 komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar